Thursday, March 14, 2019

Wakatobi

Wakatobi adalah singkatan dari empat pulau kecil yaitu Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Kawasan ini terletak dalam wilayah teritori Provinsi Sulawesi Tenggara yang baru dimekarkan dari kabupaten Buton menjadi satu kabupaten.
Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang.
Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranya Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp.
Sebagaimana namanya,, Tukang Besi, kepulauan ini memang terkenal dengan pembuatan keris tradisional yang indah dan tetap diproduksi hingga sekarang. Gugusan kepulauan ini memiliki alam yang masih asli, tenang dengan air laut yang segar, gua-gua bawah laut yang saling berdekatan satu sama lain yang disuguhkan khusus untuk pecinta alam sejati. Bisa dikatakan bahwa wilayah ini merupakan kawasan wisata taman laut pertama di Indonesia.
Kepulauan Tukang Besi mempunyai 25 gugusan terumbu karang yang masih asli dengan spesies beraneka ragam bentuk. Terumbu karang menjadi habitat berbagai jenis ikan dan makhluk hidup laut lainnya seperti moluska, cacing laut, tumbuhan laut. Ikan hiu, lumba-lumba dan paus juga menjadi penghuni kawasan ini. Kesemuanya menciptakan taman laut yang indah dan masih alami. Taman laut yang dinilai terbaik di dunia ini sering dijadikan ajang diving dan snorkling bagi para penyelam dan wisatawan. Sejak tahun 1996, kawasan Wakatobi ditetapkan sebagai taman nasional.
Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.

Selain terdapat beberapa jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman nasional yaitu suku laut atau yang disebut suku Bajau. Menurut catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa, menyebutkan bahwa manusia berperahu adalah manusia yang mampu menjelajahi Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan manusia berperahu di Asia Tenggara yang masih mempunyai kebudayaan berperahu tradisional adalah suku Bajau. Melihat kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal yang menarik dan unik, terutama penyelaman ke dasar laut tanpa peralatan untuk menombak ikan.Pulau Hoga (Resort Kaledupa), Pulau Binongko (Resort Binongko) dan Resort Tamia merupakan lokasi yang menarik dikunjungi terutama untuk kegiatan menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang, berkemah, dan wisata budaya.
Musim kunjungan terbaik:
bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.Meski menyelam bisa dilakukan setiap saat, tetapi bulan April dan Desember adalah bulan yang paling baik untuk melakukan penyelaman karena cuacanya sangat bagus. Di samping menyelam dan snorkling di pantai juga disediakan khusus motor selam, tour snorkling dan penjelajahan di kepulauan. Sebuah kawasan kecil yang berlokasi di samping pulau Tomia seluas 8 km2, bernama Pulau Tolandona (Pulau Onernobaa) memiliki keunikan karena pulau ini dikelilingi taman laut yang indah.Jika anda ingin berkunjung ke Wakatobi, pada bulan Juli-September ombak bisa setinggi gunung. Namun, bagi anda yang berjiwa petualang, ombak besar tidak menjadi halangan untuk mengunjungi gugusan kepulauan di antara Laut Banda dan Laut Flores ini. Tapi bila anda ingin lebih ‚aman’, bulan Oktober sampai awal Desember merupakan pilihan terbaik menikmati keindahan di Wakatobi. Begitulah beberapa pesan penduduk Wakatobi yang ditemui di Kota Bau-Bau.
Cara pencapaian lokasi
1.Via Air (Pesawat)
Setelah tiba di bandara Wolter Monginsidi, Kota Kendari, kemudian naik pesawat Susi Air untuk langsung menuju Kabupaten wakatobi dengan harga tiket bervariasi, kisaran Rp 200.000,- s/d Rp 400,000,-  (blog ini diterbitkan tidak mengikuti perkembangan harga tiket tiap hari)
2.Via Ship (Kapal Laut)
– atau dengan jarak tempuh yang relatif sedang, Lewat Kapal Kayu, dengan rute Kendari-Ereke-Wanci. yang kurang lebih memakan waktu seharian. tapi jarak ini lebih dekat dari pilihan ketiga di bawah ini.
– rute agak lama karena memerlukan lokasi transit yang lebih banyak yaitu Kendari ke Bau-bau dengan kapal cepat regular setiap hari dua kali dengan lama perjalanan lima jam atau setiap hari dengan kapal kayu selama 12 jam. Dari Bau-bau ke Lasalimu naik kendaraan roda empat selama dua jam, lalu naik kapal cepat Lasalimu-Wanci selama satu jam atau kapal kayu Lasalimu-Wanci selama 2,5 jam. Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi.
Dinyatakan —-
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 393/Kpts-V/1996
luas 1.390.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 765/Kpts-II/2002
luas 1.390.000 hektar
Letak Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara
Temperatur udara 19° – 34° C
Curah hujan 1.000 – 2.200 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 – 3 meter dpl
Letak geografis 5°12’ – 6°10’ LS, 123°20’ – 124°39’ BT

Bunaken Park

Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau SulawesiIndonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manadoibu kota provinsi Sulawesi UtaraIndonesia. Pulau Bunaken dapat di tempuh dengan kapal cepat (speed boat) atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari pelabuhan kota Manado. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia.Taman Nasional Laut Bunaken Manado secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Dan ditunjuk sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan tahun 1991 dengan luas + 89.065 ha.
Potensi Biologi :
Habitat Dataran
Potensi biologi daratan di pulau-pulau TN. Bunaken kaya dengan jenis-jenis flora palma, sagu, woka, silar dan kelapa. Pohon mangga, pisang dan buah-buahan lain tersebar dimana-mana yang menjadi makanan bagi aneka serangga burung dan kelelawar. Jenis-jenis faunanya antara lainYaki (kera hitam Sulawesi) dan Kuskus yang merupakan penghuni hutan di Pulau Manado Tua. Rusa terdapat di rawa-rawa pulau Mantehage pada siang hari dan keluar merumput di senja hari.
Habitat Lamun dan Rumput Laut
Padang lamun dan rumput laut merupakan jenis-jenis tumbuhan laut. Rumput laut tidak seperti ganggang. Memiliki akar dan menghasilkan biji, sehingga dapat membentuk hamparan luas yang merupakan tempat ikan bertelur dan berkembang. Padang lamun dan rumput laut banyak terdapat di TN. Bunaken terutama dekat Arakan Wawontulap. Habitat lamun dan rumput laut merupakan habitat bagi jenis duyung dan penyu laut.
Habitat Hutan Bakau
Lebih kurang 1800 ha luasan hutan bakau di TN. Bunaken. Hutan bakau ini berperan sebagai penyaring endapan lumpur dari daratan dan mencegah erosi garis pantai. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis. Kepiting, udang, moluska, dan ikan-ikan muda dari berbagai jenis. Juga sebagai tempat bertelurnya kebanyakan jenis ikan. Beraneka jenis burung laut dan pantai seperti camar, bangau, dara laut, cengak terdapat disini.
Habitat Pantai Pasir
Pantai pasir P. Bunaken, Manado dan terutama Siladen kaya dengan kehidupan berbagai jenis umang, kepiting dan udang.
Habitat Terumbu Karang
Terumbu tepian mendominasi perairan pesisir, selain terumbu penghalang. Yang paling menarik adalah tebing karang vertikal, menghujam di bawah permukaan air hingga 25-50 meter. Terdapat 58 jenis keluarga binatang karang sudah teridentifikasi. Karang berkulit keras yang berjasa membangun terumbu karang. Belalainya yang, walau hanya 1 mm, mengeluarkan zat kapur yangmembentuk terumbu karang.
Tebing bawah air memiliki banyak ceruk, celah dan rekahan, tempat persembunyian berbagai jenis vertebrata dan invertebrata laut. Selain karang keras, terdapat biota laut, bintang laut, teriping, dll. Terdapat pula jenis kima (Tridacna sp.), bahkan kima raksasa (Tridakna gigas) yang ukurannya bisa mencapai satu meter. Dataran terumbu karang ini lebarnya bisa mencapai 2,5 km. Jenis-jenis ikan yang umum dijumpai antara lain wrase, dansel, trigger, sweetlip, unicorn dll. Jumlah jenis-jenis ikan lebih dari 2000 jenis.
Habitat Laut Dalam
Salah satu keunikan TN. Bunaken adalah kedalaman laut yang memisahkannya dengan daratan Sulawesi, yang bisa mencapai 1000 meter. Kedalaman ini menjadi semacam tekanan berbagai aktifitas manusia di daratan Sulawesi yang dapat berpengaruh buruk terhadap TN. Bunaken. Mungkin inilah yang menyebabkan TN. Bunaken sampai saat ini intensitas kerusakan masih lebih rendah dibandingkan banyak taman laut lainnya. Jenis-jenis Ikan-ikan besar seperti ikan tuna, marlin, hiu kepala palu, pari, layar, cekalang, barakuda, lumba-lumba dan bahkan paus kerap melewati perairan ini.
Potensi Sosial Ekonomi
Lebih dari 20.000 jiwa penduduk yang hidup dalam kawasan TN. Bunaken. Penduduk di kawasan ini umumnya mencari makan di laut atau bertani. Banyak yang masih menggunakan perahu cadik dan jala tradisional. Sebagian penduduk Pulau Nain ahli pertukangan dan membuat cendera mata dari kulit kerang. Penduduk suku Bajo melewatkan sebagian besar waktu di daseng (bagan), perkampungan di atas air sekitar Pulau Mantehage. Penduduk yang berasal daratan Sulawesi kebanyakan dari suku Minahasa, terlihat dalam cara menggunakan berbagai pohon woka. Penduduk yang lain umumnya pendatang dari Kepulauan Sangir Talaud.
Interaksi antar budaya relatif tinggi, terlihat dari penggunaan dialek bahasa yang sama, serta kesamaan teknik-teknik pemanfaatan potensi sumber daya alam. Beberapa akomodasi dilakukan oleh etnis tertentu, sebagai hasil interaksinya dengan kelompok lainnya. Pemilikan lahan umumnya masih bersifat hak adat, berupa tanah warisan (pasini). Tidak terdapat sistem pemilikan atas rataan terumbu dan perairan dangkal.
Keberadaan masyarakat setempat, terdiri dari sekitar tujuh kelompok suku, yang lebih dari tiga generasi lalu, diperkirakan telah membentuk suatu keseimbangan ekologis tertentu.

 images (1)

Jalur-jalur Wisata
Jalur-jalur wisata penyelaman berupa lokasi-lokasi penyelaman diantaranya :
P. Bunaken : Lekuan 1,2,3, Fakui, Mandolin, Tg. Parigi, Ron’s Point, Pangalisang, Muka Kampung, Sachiko Point dan Bunaken Timur.
P. Manado Tua : Buwalo, Pangalingan Negeri dan Tg. Kopi
P. Mantehage : Bango dan Tangkasi
P. Nain : Batu Kapal dan Jalur Air.
P. Siladen : Siladen 1 dan 2
Cara mencapai lokasi :
Aksesibilitas TN. Bunaken yang tinggi memudahkan pengunjung untuk datang. Untuk lokasi-lokasi di Pulau, dari Pelabuhan Manado dengan menggunakan perahu motor hanya membutuhkan sekitar 20 menit untuk mencapai P. Siladen, atau sekitar 30 menit ke P. Bunaken, atau sekitar 45 menit ke P. Manado Tua, sekitar 50 menit ke P. Mantehage dan sekitar 1 jam ke P. Nain. Untuk lokasi di daratan dari Kota manado dengan kondisi yang beraspal, sekitar 30 menit ke Molas (daratan TN. Bunaken Utara) dan sekitar 1,5 jam ke Teling (daratan TN. Bunaken Selatan).
Untuk dapat menikmati potensi bawah air dapat menggunakan jasa wisata selam yang banyak terdapat di sekitar kawasan TN. Bunaken diantaranya :
Barracuda Dive Resort, Jl. Raya Molas Dusun II, Manado
Nusantara Diving Centre, Jl. Raya Molas Dusun II, Manado
Tirta Satwa, Jl. Malalayang I Lingk. IV Manado
Manado Sea Garden Adventures, Jl. Malalayang II, Manado
Pariwisata di wilayah bunaken ini terus dikembangkan. Antara tahun 2003 hingga 2006, jumlah pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.
Bunaken turtle
Bunaken turtle

Sunday, September 25, 2016

18 Pedestrian Terbaik Indonesia Part 2

10. Kawasan Pedestrian Kuningan Jakarta


Tidak semua kawasan Jakarta tidak ramah bagi para pejalan kaki. Dengan Konsep Jakarta Baru, Kota Megapolitan ini kini tumbuh menjadi lebih baik. Dibangunnya Pedestrian yang nyaman bagi Pejalan Kaki dapat kamu jumpai di Kawasan Kuningan. Kawasan ini membentang dari Jl Dr Satrio hingga Jl. Casablanca yang terkenal dengan kawasan “Shopping Belt” Sabuk Belanja Internasional. Layaknya Orchad Road di tempat ini berdiri Mal Kelas Atas seperti Ciputra World, Kuningan City, hingga Kota Kasablanka. Di bagian lain dari Kawasan Kuningan membentang dari Jl. HR Rasuna Said hingga Kawasan Epicentrum – Mega Kuningan (Sebuah Kawasan Komersil milik Pengembang Group Bakrie).

11. Kawasan Pedestrian Embong Malang, Surabaya

Bukan hanya Jakarta yang memanjakan Para Pejalan Kaki tepat di Pusat Kota. Jl. Embong Malang yang terletak tepat di Pusat Kota Surabaya sangat memanjakkan para pejalan kaki yang ingin menikmati keindahan Kota Surabaya. Dengan desain Pedestrian yang lebar di tambah dengan adanya Pepohonan tabebuia aurea atau Sakura atau biasa disebut Cherry Blossom, pastinya akan membuat kamu lebih santai dan rileks dengan cuaca Kota Surabaya yang terkadang Panas Tak Menentu. Waktu yang terbaik untuk menikmati Pedestrian ini adalah ketika Bulan Maret, April, dan Mei. Tepatnya saat Bunga Sakura sedang bersemi alias bermekaran.

12. Kawasan Pedestrian Braga, Bandung


Satu lagi kawasan di Bandung yang terkenal dengan konsep Pedestrian. Kawasan Braga Bandung menjadi destinasi bagi Para Wisatawan yang ingin menikmati Kota Tua Bandung. Jl. Bragamerupakan salah satu jalan ramah bagi Para Pejalan Kaki. Di tempat ini, kamu dapat menikmati sajian kopi maupun teh yang dihadirkan oleh banyak Kafe maupun Coffe Shop di Jalan ini. Pada waktu tertentu diadakan Event Tahunan Braga Festival.

13. Kawasan Pedestrian Semarang, Jawa Tengah

Kota lain di Pulau Jawa yang terkenal sebagai Kota Tua adalah Semarang. Setidaknya ada 3 kawasan di mana kamu bisa jalan kaki sepuasnya: Pecinan, Kota Tua, Simpang Lima. Kawasan Pecinan di Semarang adalah salah satu yang paling cantik keasliannya. Di sini kamu bisa memasuki kuil  Sam Po Kong, Masjid Cheng Ho, dan menikmati kuliner orental. Di kawasan Kota Tua, berjalanlah di antara gedung peninggalan kolonial Belanda termasuk Gereja Blenduk yang berkubah. Sore menuju malam, langkahkan kaki ke Simpang Lima. Masukilah Lawang Sewu, dan susurilah pinggir jalan untuk wisata kuliner malam.


14. Kawasan Pedestrian Lippo Village, Karawaci


Kawasan Pedestrian juga tumbuh bersama Kota Mandiri. Salah satu kawasan Pedestrian yang dibuat oleh pengembang Lippo pada area kota Mandiri Lippo Village Karawaci sangat memanjakkan fasilitas bagi para Pejalan Kaki. Kawasan ini berada di sekitar Jl. Diponegoro Boulevard dekat dengan Lippo Supermall, dan Universitas Pelita Harapan. Di tempat ini pedestrian tertata cantik, di beberapa bagiannya terdapat restauran yang menawarkan konsep kongkow di sekitar area tersebut (Berada di kawasan Benton Junction). Kawasan ini sengaja dibuat mengikuti gaya Kota San Fransisco – Amerika Serikat.

15. Kawasan Pedestrian Kuta dan Sanur, Bali 


Berbeda dengan Kawasan Pedestrian Ubud, Kawasan Pedestrian ini berada pada daerah pesisir Pantai Kuta dan Sanur Bali. Tepat di daerah perkotaan, Kawasan pedestrian ini memanjakkan para pejalan kaki dengan banyaknya Mall, Toko dengan Brand Internasional, Hotel, dan Kuliner di sepanjang Jl. Kuta Legian dan Sanur Bali.

16. Kawasan Pedestrian Merdeka, Bandung


Berbeda dengan dua kawasan sebelumnya di Bandung, Kawasan Jl Merdeka Bandung teramat sejuk dengan pepohonan rindang, dan penataan taman bunga yang cantik. Di sebelah Jalan Merdeka mengalir anak sungai Cikpayung. Kawasan Pedestrian ini merupakan kawasan tersejuk selain Dago, yang ada di Kota Bandung.

17. Kawasan Pedestrian Gentala Arasy, Jambi


Kawaasan Pedestrian Gentala Arasy merupakan Kawasan Jembatan Bagi Pejalan Kaki Terpanjang di Indonesia. Jembatan yang membelah Sungai Bataghari ini, menghubungkan Kota Jambi dengan Kawasan Wisata Taman Tanggo Rajo. Di mana terdapat Menara Gentala Arasy. Dari atas Menara kamu dapat menikmati keindahan Kota Jambi secara luas.

18. Kawasan Pedestrian Dago, Bandung


Kawasan Pedestrian Dago Bandung menjadi Kawasan Pedestrian Terbaik Terakhir di Indonesia. Bandung yang terkenal sebagai Kota Destinasi Wisata Internasional, memang mempunyai banyak Pedestrian untuk memanjakan Para Wisatawan, khususnya para pejalan kaki. Kawasan Dago yang legendaris sejak zaman Kolonial Belanda memang dikenal sebagai Kawasan dengan Pedestrian Terbaik. Pepohonan yang rindang berumur ratusan tahun tetap terjaga di Kawasan Ini. terlebih ratusan Rumah Kuno yang berpadu dengan konsep minimalis moderen mempercantik Kawasan Dago sebagai Kawasan Elite Bandung. Di kawasan ini berdiri Hotel, Mall, dan Ratusan Surga Belanja Factory Outlet yang menjadi daya tarik Para Pelancong, khususnya Wisatawan Malaysia, Singapura, Philipines, Jepang, hingga Timur Tengah. Kawasan Dago meliputi Jl. Merdeka, Juanda, Riau, hingga Cihampelas, dan berakhir di Jl. Sukajadi Bandung (Paris Van Java) arah Lembang - Dago Pakar. Di setiap tahunnya terselenggara Event Besar Dago Festival yang mempertemukan para Seniman Indonesia, khususnya Seniman Asal Bandung.